Sabtu, 28 April 2012
Pro Kontra Rekayasa Genetika di Masyarakat
Sebenarnya apa sih yang dimaksud
rekayasa genetika??
Kadang-kadang rekayasa genetika diartikan
dengan bioteknologi. Padahal bioteknologi bukan hanya mencakup rekayasa
genetika karena termasuk kultur jaringan, produksi enzim dan lain-lain.Ada yang
mengartikan rekayasa genetika ini sebagai modifikasi genetik makhluk hidup.
Sebenarnya
rekayasa genetika yaitu memindahkan atau mengcopy kode DNA satu spesies ke DNA
spesies lain hingga menghasilkan GMO (Genetically Modified Organism) atau
produk transgenik.
rekayasa genetika merupakan penerapan genetika untuk kepentingan
manusia. Demikian pula penerapan mutasi buatan tanpa target dapat pula
dimasukkan. Namun, masyarakat ilmiah membatasi pengertian tersebut yaitu
meliputi penerapan teknik-teknik biologi molekular untuk mengubah susunan
genetik dalam kromosom atau mengubah sistem ekspresi genetik yang diarahkan
pada kemanfaatan tertentu.
Obyek rekayasa genetika mencakup hampir semua
golongan organisme, mulai dari bakteri, fungi, hewan tingkat rendah, hewan
tingkat tinggi, hingga tumbuh-tumbuhan. Bidang kedokteran dan farmasi paling
banyak berinvestasi di bidang yang relatif baru ini. Sementara itu bidang lain,
seperti ilmu pangan, kedokteran hewan, pertanian (termasuk peternakan dan
perikanan), serta teknik lingkungan juga telah melibatkan ilmu ini untuk
mengembangkan bidang masing-masing.
Gregor Johan Mendel
Pada awal abad ke-20 biokimia mulai berkembang
sebagai cabang ilmu pengetahuan baru. Hal ini membuat para ahli genetika
tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang hakikat materi genetik, khususnya
mengenai sifat biokimianya. Sehingga sekitar tahun 1920-an, dan kemudian tahun
1940-an, ditemukan bahwa senyawa kimia materi genetik adalah asam
deoksiribonukleat (DNA). Lalu pada tahun 1953 ditemukanlah struktur model
molekul DNA oleh J.D Watson dan F.H.C Crick dan dimulailah genetika molekuler
yang mendasari genetika modern ini.
Perkembangan genetika molekuler ini sangat pesat, sehingga
pada tahun 1970-an telah dikenallah teknologi manipulasi molekul DNA atau
teknologi DNA rekombinan atau lebih kerennya biasa disebut rekayasa genetika.
Teknologi tersebut memungkinkan manusia untuk melakukan suatu rekayasa terhadap
susunan informasi dalam materi genetik suatu organisme untuk mendapatkan suatu
organisme yang mereka impikan. Sehingga saat ini sudah tidk asing lagi jika
kita mendengar tanaman transgenik, hewan kloningan, bahkan manusia hasil
kloning.
Adanya penemuan-penemuan ilmiah di bidang rekayasa genetika itu tentu saja memberikan berbagai dampak positif bagi kehidupan manusia. Misalnya manusia bisa menghasilkan tanaman yang tahan hama, menghasilkan suatu organisme tanpa melalui proses perkawinan induknya, memungkinkan untuk memunculkan lagi suatu organisme yang telah punah (masih dalam proses), bahkan melestarikan keturunan manusia dengan cara kloning. Tapi, terlepas dari semua dampak positif yang ada, ternyata teknologi rekayasa genetika juga menghasilkan berbagai dampak negatif, seperti penurunan keanekaragaman hayati dan pencemaran lingkungan.
Terlepas dari dampak-dampak yang ada, ternyata teknologi rekayasa genetika juga mengasilkan berbagai polemik di kalangan ilmuwan sendiri maupun di kalangan keagamaan. Teknologi tersebut dianggap menyalahi takdir Tuhan pencipta alam semesta dan lain sebagainya. Berikut penjabaran dari beberapa polemik tersebut.
Adanya penemuan-penemuan ilmiah di bidang rekayasa genetika itu tentu saja memberikan berbagai dampak positif bagi kehidupan manusia. Misalnya manusia bisa menghasilkan tanaman yang tahan hama, menghasilkan suatu organisme tanpa melalui proses perkawinan induknya, memungkinkan untuk memunculkan lagi suatu organisme yang telah punah (masih dalam proses), bahkan melestarikan keturunan manusia dengan cara kloning. Tapi, terlepas dari semua dampak positif yang ada, ternyata teknologi rekayasa genetika juga menghasilkan berbagai dampak negatif, seperti penurunan keanekaragaman hayati dan pencemaran lingkungan.
Terlepas dari dampak-dampak yang ada, ternyata teknologi rekayasa genetika juga mengasilkan berbagai polemik di kalangan ilmuwan sendiri maupun di kalangan keagamaan. Teknologi tersebut dianggap menyalahi takdir Tuhan pencipta alam semesta dan lain sebagainya. Berikut penjabaran dari beberapa polemik tersebut.
Reaksi
yang ditimbulkan masyarakat terhadap rekayasa genetika ada bermacam-macam, baik
pro, kontra maupun tidak peduli.
Berikut ini
adalah pandangan orang yang pro mengenai produk transgenik yang salah satunya
adalah kloning.
Kebanyakan
dikalangan mereka mengemukakan bahwa, Keberhasilan
kloning manusia akan mengakibatkan sendi kehidupan keluarga menjadi terancam
hilang atau hancur. Oleh karena manusia yang lahir melalui proses
kloning tidak dikenal siapa ibu dan bapaknya, atau dia adalah percampuran
antara dua wanita atau lebih. Sehingga, tak diketahui siapa ibunya, dan akan
sulit dilacak keberadaan bapaknya, ketika anak hasil pengkloningan itu
membutuhkan salah satu dari figur ayah atau ibu, ataupun figur keduanya. Dan
kalau itu berulang terus, maka bagaimana kita dapat membedakan seseorang dari
yang lain, yang juga mengambil bentuk dan rupa yang sama ? ujar Syaikh Muhammad
Ali al-Juzu, seorang Mufti kelahiran Lebanon yang beraliran Islam Sunni.
tidak
ada hasil kloning yang berumur panjang, yang sehat seratus persen, dan tidak
mengalami kerusakan genetik.
. ada
beberapa ulama yang menyatakan bahwa : "kloning manusia itu haram dan
harus diperangi serta dihalangi dengan berbagai cara." Tetapi jika . Jika kerusakan organ
tubuh bisa diatasi dengan kloning, maka dipersilahkan untuk menempuh prosedur
tersebut. Karena manfaatnya lebih besar daripada mudharatnya
. Disamping
itu Delegasi Costa Rica mengajukan draft resolusi yang
melarang seluruh bentuk kloning, baik untuk tujuan reproduksi atau untuk maksud
kesehatan. Menurut delegasi-delegasi negara pendukung draft resolusi
tersebut, therapeutic cloning tidak bisa dipertanggung-jawabkan secara etika.
Prediksi mereka : akan ada penyimpangan dalam pengembangan kloning yang tidak
bisa dikontrol sepenuhnya. Lagipula, proses kloning tersebut hanya akan
menguntungkan negara-negara besar saja.
Kita
juga dapat melihat pndangan orang yang kontra dalam kasus ini, diantaranya mereka
dapat menyanggah pernyataan-pernyataan berikut ini;
1. Rekayasa genetika adalah perbuatan tercela, tidak alamiah karena hanya Tuhan yang berhak mengutak-atik gen!
Opini : Apabila dikatakan perbuatan tercela, kenapa tidak diprotes dari dulu? Sebelum teknologi transgenik ada, orang sudah melakukan berbagai kawin silang utnuk membentuk hibrida. Hasil pertanian yang kita makan adalah adalah benih hibrida hasil pemuliaan. Berbagai ras anjing yang ada sekarang muncul akibat kawin silang dan pemuliaan, dan umpama anjing-anjing itu tidak diketahui selain dari fosilnya, maka orang mungkin mengira itu adalah spesies yang berbeda (dapat dibayangkan, Buldog dengan pudel). Dan sebenanrya hasil kawin silang itu tentu saja jauh lebih banyak banyak yang "gagal", buruk dan tidak diketahui orang. Hanya sedikit yang bagusnya yang kemudian terus dikembangkan dan dijual untuk berbagai keperluan. Bahkan semenjak jaman dahulu orang sudah menyilangkan kuda dan keledai menghasilkan Baghal yang mandul, dan tidak sejauh yang saya ketahui tidak ada ulama yan gprotes dengan hal ini.
Disamping itu bila rekayasa dikatakan tidak alamiah, maka sebenarnya virus-virus dan bakteri tanah pun melakukan pemindahan gen dari satu spesies ke spesies yang lain. Dan kalau mutasi terjadi pada sel kelamin, bisa diturunkan. Namun mereka melakukannya secara sembarangan tentu saja.
2. Rekayasa genetika menghasilkan kondisi yang tidak bisa dipastikan, dan oleh karena itu membahayakan.
Dalam kenyataannya hasil kawin silang juga menghasilkan kondisi yang tidak dipastikan, dan seringkali hasilnya aneh-aneh juga. Dalam rekayasa genetika, setidaknya orang tahu gen apa yang dirubah atau dimasukkan, dan apa saja efek yang dapat diperkirakannya. Sedangkan dalam kawin silang, sulit diramal ekspresi fenotip yang bakal terjadi dari penggabungan alel yang tidak lazim.
3. Rekayasa genetika menghasilkan produk yang membahayakan bagi kesehatan dan lingkungan, dan sudah ada buktinya.
Sebenarnya produk rekayasa genetika itu ada sangat banyak dan bila ada beberapa kasus yang benar terjadi, maka tidak mungkin menyama ratakan semuanya. Bahkan ada produk rekayasa genetika yang ditujukan untuk kesehatan seperti produksi gula sehat untuk diabetes dan vaksin yang bisa dimakan. Juga dengan teknologi penghasil insektisida biologis, orang akan mengurangi pengunaan pestisida kimiawi yang berbahaya bagi konsumen dan lingkungan. Bahkan makanan alamiah pun bila dikonsumsi oleh orang yang tidak tepat, bisa menyebabkan alergi, keracunan dan penyakit.
4. Rekayasa genetika adalah imperialisme modal dan kejahatan globalisasi.
Sebenarnya kalau orang mau melakukan imperialisme modal dan kejahatan globalisasi, bukan hanya rekayasa genetika saja yang bisa digunakan, apapun bisa digunakan seperti penjualan produk yang membahayakan kesehatan namun enak, pembuatan regulasi yang menyebabkan ketergantungan konsumen terhadap produk-produk tertentu dan lain-lain. Tapi sebenarnya produk rekayasa genetika bisa juga digunakan untuk kemakmuran masyarkat bila dilakukan oleh pihak dan cara yang tepat. Umpama pembuatan bibit padi yang bisa ditanam di lahan yang kurang subur, pembuatan vaksin murah oleh pemerintah dan sebagainya.
1. Rekayasa genetika adalah perbuatan tercela, tidak alamiah karena hanya Tuhan yang berhak mengutak-atik gen!
Opini : Apabila dikatakan perbuatan tercela, kenapa tidak diprotes dari dulu? Sebelum teknologi transgenik ada, orang sudah melakukan berbagai kawin silang utnuk membentuk hibrida. Hasil pertanian yang kita makan adalah adalah benih hibrida hasil pemuliaan. Berbagai ras anjing yang ada sekarang muncul akibat kawin silang dan pemuliaan, dan umpama anjing-anjing itu tidak diketahui selain dari fosilnya, maka orang mungkin mengira itu adalah spesies yang berbeda (dapat dibayangkan, Buldog dengan pudel). Dan sebenanrya hasil kawin silang itu tentu saja jauh lebih banyak banyak yang "gagal", buruk dan tidak diketahui orang. Hanya sedikit yang bagusnya yang kemudian terus dikembangkan dan dijual untuk berbagai keperluan. Bahkan semenjak jaman dahulu orang sudah menyilangkan kuda dan keledai menghasilkan Baghal yang mandul, dan tidak sejauh yang saya ketahui tidak ada ulama yan gprotes dengan hal ini.
Disamping itu bila rekayasa dikatakan tidak alamiah, maka sebenarnya virus-virus dan bakteri tanah pun melakukan pemindahan gen dari satu spesies ke spesies yang lain. Dan kalau mutasi terjadi pada sel kelamin, bisa diturunkan. Namun mereka melakukannya secara sembarangan tentu saja.
2. Rekayasa genetika menghasilkan kondisi yang tidak bisa dipastikan, dan oleh karena itu membahayakan.
Dalam kenyataannya hasil kawin silang juga menghasilkan kondisi yang tidak dipastikan, dan seringkali hasilnya aneh-aneh juga. Dalam rekayasa genetika, setidaknya orang tahu gen apa yang dirubah atau dimasukkan, dan apa saja efek yang dapat diperkirakannya. Sedangkan dalam kawin silang, sulit diramal ekspresi fenotip yang bakal terjadi dari penggabungan alel yang tidak lazim.
3. Rekayasa genetika menghasilkan produk yang membahayakan bagi kesehatan dan lingkungan, dan sudah ada buktinya.
Sebenarnya produk rekayasa genetika itu ada sangat banyak dan bila ada beberapa kasus yang benar terjadi, maka tidak mungkin menyama ratakan semuanya. Bahkan ada produk rekayasa genetika yang ditujukan untuk kesehatan seperti produksi gula sehat untuk diabetes dan vaksin yang bisa dimakan. Juga dengan teknologi penghasil insektisida biologis, orang akan mengurangi pengunaan pestisida kimiawi yang berbahaya bagi konsumen dan lingkungan. Bahkan makanan alamiah pun bila dikonsumsi oleh orang yang tidak tepat, bisa menyebabkan alergi, keracunan dan penyakit.
4. Rekayasa genetika adalah imperialisme modal dan kejahatan globalisasi.
Sebenarnya kalau orang mau melakukan imperialisme modal dan kejahatan globalisasi, bukan hanya rekayasa genetika saja yang bisa digunakan, apapun bisa digunakan seperti penjualan produk yang membahayakan kesehatan namun enak, pembuatan regulasi yang menyebabkan ketergantungan konsumen terhadap produk-produk tertentu dan lain-lain. Tapi sebenarnya produk rekayasa genetika bisa juga digunakan untuk kemakmuran masyarkat bila dilakukan oleh pihak dan cara yang tepat. Umpama pembuatan bibit padi yang bisa ditanam di lahan yang kurang subur, pembuatan vaksin murah oleh pemerintah dan sebagainya.
Bertolak
belakang dengan draft resolusi yang diajukan oleh delegasi Costa Rica, delegasi
Belgia mengajukan draft resolusi yang mengijinkan kloning untuk maksud penelitian yang
bakal berkontribusi untuk kesehatan.
"Para penderita kanker, AIDS, parkinson, alzheimer bisa berharap
banyak dari pengembangan kloning untuk maksud kesehatan."
Disamping pendapat yang menentang, ada juga sebagian ulama dan kaum cendekiawan yang sangat antusias mendukung diterapkannya teknologi kloning. Salah satunya adalah Sayyid Muhammad Hasan Al-Amin. "Kalau kita berandai kloning diterapkan pada manusia, maka menurut hemat saya ia merupakan suatu keberhasilan yang besar dan agung untuk kemaslahatan manusia. Pandangan agama secara umum dalam hal ini sejalan dengan pandangan agama terhadap semua keberhasilan ilmiah yang besar dan yang dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusia. Kita harus membedakan sisi moral, sosial, dan kemanusiaan dengan pandangan agama menyangkut teori ilmiah tentang kloning." ujarnya. "Agama tidak mungkin mengharamkan atau melarang ditemukannya satu teori ilmiah baru yang dapat mengantar kepada pengungkapan rahasia dari sekian banyak rahasia kehidupan, manusia, dan alam raya. Sebaliknya pun demikian. Karena, agama mengundang manusia untuk berpikir, mengamati, menganalisis, dan mengambil kesimpulan." tambah ulama yang juga Hakim Agung di Mahkamah Tinggi al-Ja'fariyah Lebanon itu.
Namun, terlepas dari pro dan kontra seputar
rekayasa genetik pada manusia yang populer dengan istilah kloning itu, sampai
saat ini, belum ada ilmuwan yang berhasil mengkloning primata -kloning yang
dianggap bisa menjadi jembatan menuju kloning manusia- yang paling dekat
susunan genetiknya dengan manusia. Prof. Gerald Schatten dari Pittsburgh
University mengemukakan bahwasanya belum terdapat kemajuan berarti dalam proses
kloning primata, kendati upaya kloning primata ini telah diujikan pada 700 sel
telur monyet selama periode enam tahun ini. “Teknik kloning yang digunakan saat
ini memusnahkan unsur protein dalam sel telur primata. Waktu nukleus sel telur
diangkat untuk diganti dengan DNA sel lain, protein kunci malah ikut terangkat.
Padahal protein tersebut sangat dibutuhkan demi keberlangsungan hidup embrio.”
ucap Prof. Gerald Schatten, seperti dikutip oleh Harian Kompas. Keterangan itu
menjelaskan kematian domba Dolly- yang dianggap monumental dalam Today History
Of Science- pada 14 Februari 2003, karena Lung Disease yang parah. Metode
kloning yang diterapkan oleh Dr. Ian Walnut ketika mengkloning Dolly, domba ras
dorset Finlandia itu, ternyata malah membuat sel telur primata cacat. Itulah
sebabnya, tidak ada hasil kloning yang berumur panjang, yang sehat seratus
persen, dan tidak mengalami kerusakan genetik.
Sejumlah ilmuwan di Argentina melakukan rekayasa genetika untuk
menciptakan sapi perah yang dapat menghasilkan air susu dengan kandungan
nustrisi identik dengan air susu ibu
"Zebroid" mengacu pada setiap hibrida zebra dan spesies
kuda; campuran gen ini pertama terjadi di awal abad 19.Tergantung pada campuran
hewan, ia memiliki nama yang berbeda, zebra betina dan seekor keledai jantan,
anaknya disebut zebrinny, sementara zebra jantan dan keledai betina disebut
zedonk-tapi secara umum, keturunannya yang dilahirkan seperti orang tua
non-zebra nya dengan garis-garis dari zebra pada beberapa (tetapi tidak semua)
dari tubuhnya.
Aplikasi Teknologi Rekayasa Genetika Pada Bidang Florikultur. Florikultur merupakan ilmu yang mempelajari
bagaimana cara budidaya bunga.
1998 ilmuwan membiakkan cama pertama yang dihasilkan dari perkawinan
llama betina dan unta jantan. Tapi tidak seperti kebanyakan hewan dalam daftar
ini, ini diciptakan melalui inseminasi buatan.
Alasannya? Perbedaan ukuran sangat signifikan-llama biasanya berat sekitar 150 kg, sementara unta berat sekitar 950 kilogram, perkawinan alami hampir mustahil terjadi. Sementara cama tidak memiliki punuk, tapi memiliki telinga unta dan ekor panjang, dengan kuku terbelah dari llama .
Alasannya? Perbedaan ukuran sangat signifikan-llama biasanya berat sekitar 150 kg, sementara unta berat sekitar 950 kilogram, perkawinan alami hampir mustahil terjadi. Sementara cama tidak memiliki punuk, tapi memiliki telinga unta dan ekor panjang, dengan kuku terbelah dari llama .
Leopon (Macan tutul + Singa)
Leopons, keturunan macan tutul jantan dan singa betina, telah
dibesarkan di India, Jepang, Jerman dan Italia.
Serupa dengan kedua hewan, leopons memiliki bintik-bintik coklat dan ekor berumbai, dengan surai lebih kecil dari singa, dan menjadi pendaki yang sangat baik seperti macan tutul. Terkenal karena program leopon paling penting di dunia, Koshien Hanshin Park di Nishinomiya City, Jepang, dibesarkan dua leopons pada tahun 1959 dan tiga lagi pada tahun 1962.
Pencampuran
grizzly dan beruang kutub di alam liar adalah hal-hal yang melegenda sampai
Penemuan oleh pemburu Kanada Roger Kuptana tentang groler di tahun 2006.
Sementara grolers telah dibesarkan di penangkaran untuk beberapa waktu, beruang
kutub di alam liar lebih memilih untuk kawin di atas es, sementara Grizzlies di
darat. Tetapi ketika Kuptana dan pemburu menemukan beruang kutub dengan
tambalan coklat dan cakar panjang dan berpunuk belakang abu-abu, ia langsung
tahu apa itu.Serupa dengan kedua hewan, leopons memiliki bintik-bintik coklat dan ekor berumbai, dengan surai lebih kecil dari singa, dan menjadi pendaki yang sangat baik seperti macan tutul. Terkenal karena program leopon paling penting di dunia, Koshien Hanshin Park di Nishinomiya City, Jepang, dibesarkan dua leopons pada tahun 1959 dan tiga lagi pada tahun 1962.
tes DNA membenarkan apa yang mungkin didokumentasikan kasus pertama dari groler lahir di alam liar.